Sebuah video live streaming yang menampilkan sosok seorang nenek yang sedang berjualan produk di platform sosial commerce mendadak viral di media sosial. Momen ini menyita perhatian publik bukan karena dagangannya, melainkan karena komentar-komentar tidak pantas yang membanjiri siaran langsung tersebut.

Video tersebut diunggah pada tanggal 19 Mei 2025 oleh akun TikTok @emakdiar, yang diketahui merupakan akun milik nenek penjual tersebut.

Dalam siaran langsungnya, sang nenek dengan suara lembut dan bahasa yang sopan memperkenalkan produk-produk yang dijualnya. Ia menegaskan bahwa produk yang dipajang di etalase adalah produk asli, aman digunakan, dan telah terdaftar di BPOM.

“Assalamu’alaikum dulur. InsyaAllah produk yang saya taruh di etalase jualan aman ya dulur. Saya sudah pakai dan sudah saya cek BPOM dan tanggal kadaluarsanya. Saya cuma affiliate, jadi yang kirim langsung dari pabriknya ya, jadi produknya ASLI. Jangan takut ya, InsyaAllah aman dan amanah,” ucapnya dalam video tersebut.

Namun di balik usaha tulusnya mencari rezeki, kolom komentar live streaming tersebut justru dipenuhi dengan candaan bernada sarkasme dan hujatan dari sejumlah pengguna.

Komentar-komentar tersebut dinilai netizen lain sebagai tidak berperikemanusiaan dan merendahkan perjuangan sang nenek.

Dalam unggahan lainnya, sang nenek tampak menahan haru seraya menyampaikan permohonan maaf kepada para penonton jika ada kesalahan kata selama dirinya berdagang. Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan jualannya sudah ia lakukan sejak awal tahun 2023.

“Maaf ya dulur, mungkin kalau ada salah kata pengucapan atau apa selama jualan. Dari 2023 awal saya jualan, tidak ada niat selain mencari rezeki dan biar sehat. Menghafal barang dagangan karena sering lupa. Semoga rezeki yang saya peroleh berkah,” tulisnya.

Video ini memicu gelombang simpati dari netizen yang menyesalkan perlakuan tidak pantas yang diterima oleh sang nenek. Banyak yang kemudian memberikan dukungan dan doa agar beliau tetap semangat dalam berjualan.

Fenomena ini menjadi pengingat bahwa media sosial bukan hanya tempat untuk hiburan, tapi juga cermin dari empati kita terhadap sesama. Terlebih kepada mereka yang berjuang dengan cara yang halal dan penuh ketulusan.

By cjbix

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *